Senin, 23 Maret 2009

Rindu Hujan . . .

Hujan merupakan bagian dari kehidupan. Seperti halnya cerita cinta yang selalu mengguyuri pori-pori perasaan manusia, uhuii... Bukan hanya sekedar air yang tercurah. Kalau kita bayangkan tak sesederhana itu prosesnya. Berawal dari angin yang menggoda awan hingga marah, kemudian awan menangis dan turunlah titik air bening yang namanya hujan.
Dari proses yang kita anggap sangat sederhana, ternyata melalui proses yang tak biasa ya!

Apa seperti itu ya, gambaran sebuah perasaan dalam kehidupan manusia?Karena, seperti halnya hujan, perasaan manusia tak pernah bisa ditebak. Kadang mendung, kadang cerah, bahkan kadang hujan. Hal yang tak bisa kita prediksikan dalam prakiraan cuaca ( dulu selalu ada di akhir acara "dunia dalam berita-TVRI" ). Berarti, dapat kita tarik kesimpulan bahwa ada kemungkinan, hujan dan perasaan manusia itu saling berkaitan dan bercengkrama.

Sayang sekali rasanya kalau ada orang yang selalu mengumpat ketika hujan turun, mungkin alasan "mereka" sudah bisa ditebak, hujan turun pada saat yang tidak tepat bagi mereka. Padahal, kalau kita pikir-pikir hujan selalu turun pada saat yang tepat dan pada sa'at dibutuhkan. Sa'at yang panas, kering dan kerontang. Sa'at jiwa-jiwa kita haus dan butuh guyuran. Sa'at hewan-hewan butuh minum dan tak ada air lagi. Sa'at kita tak sempat menyirami kebun kita, karena repot dengan urusan pekerjaan. Dan sa'at yang tak kita duga sebelumnya bahwa kehadiran hujan sangat kita harapkan. Kalaupun kita merasa tak mengharapkannya, di belahan dunia yang lain ada yang sangat mengharapkannya.

Mari kita belajar untuk menghargai apa yang diputuskan oleh Tuhan, karena pasti itu yang terbaik bagi kita. Mungkin jika kita selalu menghujat apa yang telah Dia putuskan, Dia akan marah, maka sudah bisa dipastikan lagi, hujan yang awalnya sangat kita butuhkan dan rindukan malah berbalik menjadi bencana bagi kita ( ini hanya sebuah kemungkinan saja ). Stidaknya, bencana memberi pelajaran bagi kita untuk belajar ikhlas dengan segala keputusanNya.

Jika kita sudah berusaha untuk ikhlas, bukankah sangat mungkin kita bisa berkawan dengan cuaca dan kondisi apapun. Akan sangat mungkin untuk kita survive dalam era dunia yang bermacam-macam. Mari sama-sama kita coba, saat hujan turun, sambutlah dengan senyum keikhlasan dan dengan sayap terbuka, kemudian menarilah bersama hujan. Bersahabatlah dengan hujan, karena bagaimanapun juga, kita sangat membutuhkannya.

Sadarkah kita, bahwa hujan juga mampu menciptakan suasana yang romantis. Kalau nggak percaya, cobalah berciuman di kala hujan, pasti rasanya akan sangat istimewa dibandingkan saat-saat biasa lainnya. Kalau pada suasana yang lain tanpa kesan,mungkin. Tapi dalam hujan, kondisi dan suasana apapun selalu menghadirkan romansa yang tak biasa dalam kehidupan kita.

Selamat menikmati hujan hari ini...