Minggu, 23 Agustus 2009

Semangkuk Bakmi Panas dan Sebongkah Pekerjaan


Siang yang terik, membuat peluh tak henti-hentinya mengucur. Huff, satu hari menjelang bulan puasa, aku masih terdampar di kota yang selalu mengikat kakiku agar tak pernah beranjak = Jember. Entahlah, seperti ada daya tarik tersendiri di kota ini, seakan selalu mengajakku berdansa dengannya.

Hari ini sangat menyenangkan bagiku. Aku mulai bisa berkompromi dengan waktu dan lebih peduli pada pekerjaanku. Awalnya agak kikuk dan sok cuek sama kerjaan, tapi akhirnya aku ketagihan akan proses di dalamnya. Seperti sa'at ini, aku menikmati lelah dengan memesan semangkok bakmi panas di depan Polres Jember, sambil menanti release sosialisasi buat tempat-tempat hiburan malam selama ramadhan di jember.Ah,nikmatnya menikmati semangkuk bakmi panas sambil nunggu buat liputan.

Baru dua suapan bakmi yang masuk dalam mulut, tiba-tiba ada teman yang memanggil dan memberitahu kalau acara releasenya sudah dimulai. Tanpa menghiraukan bakmu kesayanganku, setelah membayar kepada penjualnya, aku langsung ngibrit menuju ruangan yang telah ditentukan.

Sambil berlari-lari kecil aku tersenyum-senyum sendiri. kenanganku melayang pada beberapa bulan yang lalu, tepatnya ketika aku baru awal-awal dan agak memaksa untuk menikmati proses kerjaku.Saat itu, aku sedang liputan kasus human trafficking di pengadilan negeri jember. Sambil nunggu mulai, aku memesan bakso kikil yang letaknya tepat di sebelah ruang sidang tersebut.Kejadiannya sama seperti yang ceritakan di atas. Seorang kawan saya memanggil, karena sidang kasus tersebut sudah mau dimulai. Waktu itu, saya cuek dan memilih menghabiskan bakso kikil saya. Setelah habis, baru saya menghampiri ruang sidang dan mendapatinya sudah separuh jalan.

Jika mengingat dua kejadian tersebut, saya jadi merenung sendiri akan perbedaan kedua situasi di atas. Suasana dan situasi yang hampir sama namun akhir mata rantainya yang berbeda. dalam kedua kejadian tersebut saya menemukan proses yang sungguh luar biasa dariNya.Proses yang mengantarkan saya pada fase kedewasaan untuk menghargai sebuah tanggung jawab yang telah saya terima.

Ada yang harus saya tinggalkan sejenak, ketika saya harus menghadapi pekerjaan yang merupakan tanggung jawab saya.Apapun yang saya tinggalkan, bukan berarti saya tak menghargainya.Semangkok bakmi yang saya tinggalkan membangkitkan kenangan yang begitu mendalam buat saya. Akhirnya saya bisa menjadi profesional untuk pekerjaan saya.Apapun dan siapapun yang saya tinggalkan, saya sangat menyayanginya.

Berat rasanya ketika kita harus berjauhan dan meninggalkan orang yang kita sayangi karena pekerjaan yang merupakan tanggung jawab kita.Beri pengertian pada mereka bahwa itu hanyalah sementara. Ketika kita usai menunaikan tugas kita, kita akan kembali untuk mereka juga. Yakinkan pada orang-orang yang kita cintai untuk selalu mendukung apa yang kita kerjakan, karena itu semua adalah semangat bagi kita. Inilah semangkuk bakmi panas, secuil pekerjaan, dan sebongkah rasa sayang dari orang-orang yang kita cintai. Mungkin, kata sebongkah tak dapat mewakili apa yang mereka berikan. Tulisan ini saya dedikasikan untuk orang-orang tercinta yang ada di sekitar kita. I love You Sayang...